Cari

Senin, 09 Desember 2019

Ujian Praktik | Penilaian Persediaan : Cara Perhitungan Persediaan dengan Metode FIFO, LIFO, dan Average

Persediaan merupakan aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk menunjang proses produksi. Terdapat dua sistem pencatatan akuntansi persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik (fisik). Penentuan kedua sistem pencatatan tersebut tergantung pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
Dalam sistem perpetual, data disajikan setiap terjadi mutase persediaan seperti pembelian, penjualan, atau retur barang. Lain halnya dengan system periodik,  catatan dalam system ini dibuat setiap terjadinya transaksi jenis mutase pembelian ke dalam akun pembelian yang merupakan akun sementara dan harus dilakukan pengecekan fisik terhadap persediaan di akhir periode atau biasa disebut dengan istilah (stock opname). Ada 3 metode penilaian persediaan barang, yaitu:
1.       FIFO (First In First Out)
Metode ini menggunakan persediaan barang yang pertama kali masuk untuk dijual terlebih dahulu. Dalam pencatatannya,  apabila terjadi pembelian maka persediaan barang sebelumnya ditulis kembali dan diikuti persediaan barang baru dari hasil pembelian. Kemudian, apabila persediaan dipakai maka yang berkurang adalah persediaan barang pertama.
Kelebihan dari metode ini adalah nilai persediaan  disajikan secara relevan di laporan posisi keuangan dan menghasilkan laba yang lebih besar. Namun pajak yang harus dibayarkan perusahaan kepada pemerintah menjadi lebih besar da laba yang dihasilkan kukrang akurat merupakan kelemahan darimetode ini.
Berikut adalah contoh dari pencatatan persediaan menggunakan system perpetualdengan metode FIFO.
2.     LIFO (Last In First Out)
            Metode LIFO merupakan kebalikan dari metode FIFO. Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk adalah yang pertama dikeluarkan. Dalam periode inflasi metode LIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih terendah. Alasannya karena harga pokok barang yang diperoleh terakhir akan mendekati nilai ganti barang yang dijual. Keuntungan lain adalah penghematan pajak karena laba yang dihasilkan adalah yang paling rendah sehingga akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah. Bila dibandingkan dengan metode FIFO ataupun metode rata-rata dalam periode deflasi, pengaruh yang terjadi adalah kebalikannya. Namun, metode LIFO sudah tidak boleh dipakai. Menurut IFRS, signifikansi perbedaan laba menurut metode FIFO dan average dengan metode LIFO Metode FIFO dan metode LIFO menghasilkan perbedaan laba yang cukup signifikan (berbeda jauh) dibandingkan antara FIFO dan Average. Untuk mengurangi kecenderungan perusahaan memanipulasi laba karena perbedaan antara FIFO dan LIFO yang signifikan, penyusun standar perlu mengeliminasi antara FIFO atau LIFO. Karena metode LIFO memiliki kekurangan (menghasilkan nilai persediaan yang kurang relevan), maka dieliminasilah metode LIFO.
Dengan alasan tersebut IFRS menganulir penggunaan metode LIFO dalam perhitungan sediaan barang dagang. IFRS sebagai induk pedoman akuntansi dunia dijadikan sandaran bagi SAK (Standar Akuntansi Keuangan) Indonesia dalam menerapkan aturan-aturan dalam dunia akuntansi, dengan demikian secara otomatih SAK juga tidak memperbolehkan suatu entitas untuk menggunakan metode LIFO sebagai alat perhitungan persediaan. Oleh karena itu perusahaan wajib mematuhi peraturan tersebut dan menggunakan metode Average atau FIFO dalam perhitungan persediaan barang dagang.




3.       Average
Metode average membagi antara biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-rata. Metode average merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Jadi, kelebihan dan kekurangan metode ini berada diantara metode LIFO dan FIFO. Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk lebih awal atau akhir. Jadi persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan rata-rata yang masuk. Berikut adalah contoh perhitungan metode average. (Maap yak gaes aku salah hitung di metode ini :( )
Semoga dapat bermanfaat. Silakan kritik dan saran tulis di komentar :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar